Instagram Stories: Panduan Lengkap dan Tips Pemanfaatannya bagi Bisnis


Instagram Story


Instagram stories lebih dilirik pengguna dibanding Feed Instagram.

Ada yang tahu ga alasannya kenapa?

Yaaa, salah satu alasannya adalah banyaknya paid promote yang bertebaran secara masif hahaha

Kembali ke Fakta tentang Instagram ya guys,

Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 2010, saat ini Instagram bertransformasi menjadi media sosial rujukan masyarakat khususnya generasi millennials. Mulanya platform ini berfungsi sebagai media sharing foto dan video saja.

Namun paska diakuisisinya Instagram oleh Facebook, media ini menjadi salah satu platform yang terbukti menunjang bisnis dengan bantuan fitur-fitur inovatifnya.

Riset oleh We Are Social dan dirilis pada bulan Januari 2019 yang menunjukan bahwa,


Dapat dikatakan bahwa Instagram merupakan media sosial yang sangat dinamis, dimana dalam beberapa tahun sejak 2017 hingga sekarang terjadi beberapa kali penambahan fitur. Mulai dari Instagram Swipe, IG Stories, IG TV, dan sebagainya.

Tentu, penyematan fitur ini bukan semata hanya hiasan atau pelengkap saja. Melainkan untuk memberi keleluasaan pengguna dan pebisnis dalam berkreasi dan menciptakan karya.

Instagram Stories Duplikasi Konsep dari Snapchat?

Instagram stories? Yeaahh Bro!

Sebagian besar dari kita mungkin udah denger bahkan pernah pake aplikasi Snapchat yaa. Aplikasi ini sempet hits banget dikalangan anak muda Indonesia bahkan artis untuk mendokumentasikan daily activitynya dalam bentuk short video gitu.

Seiring popularitasnya yang tidak terbendung dan pada saat itu Instagram lebih lihai (kek belut) dalam menangkap peluang. Terlebih dengan populasi dan dorongan dari penggunanya yang bejibun itu, Maka, mulailah Instagram mengadopsi dengan konsep ATM (amati, tiru, modifikasi) dari core productnya si snapchat ini.

Menurutku ini GILA sih, Instagram dengan beraninya menjiplak hampir sama persis. Sempat terjadi kerecokan dalam proses ini antara pihak instagram dan snapchat. Namun dengan basis sumber daya dari instagram yang besar, sekarang hal ini sudah bias dan menjadi hal biasa.

Saat ini, Instagram stories tidak sekadar short video yang tersaji dalam kurun waktu 24 jam saja. Hal ini dapat dijelaskan pada segi fungsinya dimana pengguna dapat mengekspresikan hidupnya dalam beragam gaya dengan dukungan sub-fitur instagram stories ini. Seperti halnya Siaran langsung (Live), boomerang, rewind, type dan sebagainya.


Helio Branding


6 Etika dan Strategi dalam Penggunaan IG Stories


Kita beralih pada konteks bisnis, maka dalam penggunaannya perlu beberapa kustomisasi dan etika yang perlu diperhatikan. Karena bisnis merupakan hubungan emosional dengan pelanggan, maka ada beberapa indikator yang perlu kamu cermati seperti dibawah ini,
  1. Pesan yang Jelas
  2. Jujur dalam Penyajian
  3. Tidak Berlebihan
  4. Kreatif
  5. Variatif
  6. Berorientasi Vertikal
Setelah memahami etika dalam penyampaian kontennya, langkah selanjutnya bagaimana?

Kamu tidak perlu bingung, karena dibawah ini aku menyajikan jenis konten yang dapat kamu gunakan dalam mengkreasikan brandmu. Literally, kamu harus memilih satu jenis konten untuk dijadikan default konten aka daily post di instagram stories.

Alasannya adalah untuk mempertahankan engagement antara pelanggan dengan brand dan menjadi salah satu keunikan yang memicu top of mind pelangganmu.

Penasaran apa saja konten yang dapat kamu optimasi?

Berikut selengkapnya,


11 Ragam Konten untuk Bisnis


1. Polling


Seorang owner bisnis tentu ingin mendapatkan masukan dari pelanggannya atas produk yang ditawarkan. Kerapkali pemilik bisnis ini dihadapkan pada pilihan pengembangan produk yang memperlukan riset konvensional yang membingungkan dan rumit. Namun sejak hadirnya fitur polling yang ada di instagram stories ini cukup membantu khususnya menjaring pendapat atas produk yang ingin dikembangkan terlebih dahulu.

Follower hanya dihadapkan pada pilihan YA atau Tidak yang dikemas sedemikian rupa dan eye catching oleh Instagram. Disamping itu, terdapat pilihan polling dalam bentuk grafik tingkat kepuasan. Tentu hal ini, mempermudah owner dalam menentukan produk berikutnya yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.




2. Sesi Tanya Jawab #AskMeAnything


Follower memilki tingkat kepo tinggi dan dermawan dalam memberikan masukan di Instagram, mereka cenderung mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui kanal komunikasi brand. Sebelum hadirnya fitur Ask Me Anything yang dikemas dalam bentuk bubble ini, pelanggan umumnya bertanda via Direct Message. Sejak hadirnya fitur ini, mereka seakan dimanjakan dengan proaktifnya brand dalam mencari feedback dari konsumen.

Aku rasa ini menjadi sebuah kesempatan bagi brand dalam upaya menjaring feedback. Walaupun nantinya feedback yang diperoleh dapat dalam tone positif hingga negatif. Tapi fitur ini setidaknya mampu memberdayakan produk dan layanan yang ditawarkan. Harapannya kedepan, dengan feedback yang diperoleh tersebut dapat meningkatkan kualitas bisnis.


3. Events


Basically, fitur ini sama sih seperti konten yang ada di feed yaitu mempromosikan kegiatan/events dari brand. Namun yang perlu diperhatikan yaitu ukuran bidang layar yaitu persegi panjang vertikal dimana menyesuaikan bidang instagram stories tersebut. Disamping itu, owner juga patut memberikan sentuhan berbeda pada story yang diunggah sehingga tampil mendukung poster yang telah dipublikasikan di laman feed. Sehingga adanya perpaduan yang sempurna dan melengkapi antara feed dan story ini.


4. Behind The Scenes


Kamu punya bisnis dimana dari proses produksi dihandle sendiri?


Bisa jadi, taktik ini dapat diadopsi olehmu karena mengingat konsumen itu percaya pada kualitas barang yang dihasilkan. Maka dari itu, produk yang kamu produksi itu dapat di tampilkan ketika proses pembuatannya (tentu tetap menjaga rahasia perusahaan ya).

Bagi beberapa orang memang dengan menyaksikan proses produksi produk bisa meningkatkan kepercayaannya ketika membeli produk. Misalnya pembuatan kemeja nih, kamu bisa menceritakan secara sekilas tentang jahitan yang ada di kemeja tersebut. Mulai dari memilih benang jahit terbaik hingga proses finishing yang rapi dan telah melewati proses quality control yang baik.

Tentu ini akan meningkatkan brand value itu sendiri dan pada akhirnya calon konsumen menjadi lebih trust dan pelangganpun semakin loyal pada produk dan brandmu.


5. Fun Fact atau Trivia


Masyarakat Indonesia lebih cenderung menyukai konten menghibur dan teka-teki. Hal ini telah terbukti disejumlah brand ternama. Mengapa demikian? tentu kembali lagi pada kebiasaan konsumen dimana konsumen Indonesia menggunakan instagram untuk mencari kesenangan dan referensi ringan seputar kehidupan.

Brand di dorong tidak hanya menyajikan penawaran secara hard selling saja, melainkan juga memberikan konten yang mengundang ketertarikan dan kesenangan. Semisal fakta-fakta unik seputar produk hingga teka-teki lucu. Hal ini menjadi alternatif konten yang mampu menggugah interaksi antara brand dengan konsumen.


6. Siaran Langsung (Live)


Follower selalu ingin tahu lebih dalam dan berinteraksi langsung dengan brand. Yeahh, Instagram menghadirkan hal itu bro! Lebih dekat, lebih cepat dan langsung berhadapan untuk berinteraksi dengan mereka. Siarkan kondisi bisnismu ke mereka, ajaklah berinteraksi.


7. Teaser + Swipe Up


Literally, Instagram stories berfungsi sebagai umpan konten full versi dari sebuah bisnis. Mengingat durasi konten yang hanya beberapa detik dan hanya sebatas 24 jam saja tentu akan lebih optimal jika kamu upload konten teaser.

Teaser dari sebuah event, program, atau produk dengan kemasan yang menarik tentu akan lebih memikat. Terlebih jika diintegrasikan dengan fitur swipe up. Namun, fitur swipe up ini bisa digunakan oleh akun yang telah memiliki 10.000 follower sih. Tapi tidak perlu bersedih, jika konten teaser yang unggah menarik, tentu calon pelanggan akan melirik produk kamu kok.


Helio Branding


8. Hashtag Sticker & Geo Location


Era hastag berawal dari kehadiran Twitter. Hastag juga identik oleh trending topic suatu momentum tertentu. Siapa sangka, Mark Zuckerberg turut memboyongnya ke Facebook dan Instagram untuk mendukung tagging konten yang ada di platform tersebut.

Begitupula implementasi hastag di Instagram stories sebagai fitur tagging sehingga memudahkan pengguna lain dalam mencari kategori konten yang akan dilihatnya. Kamu bisa memanfaatkannya sebagai penanda dan mengkategorikan konten tersebut. Fitur ini juga dapat mendukung kampanye pemasaranmu saati ini untuk mendapatkan jumlah viewers yang lebih besar.

Berbeda cerita dengan fitur Geo Location dimana alamat bisnismu akan tercantum di konten dalam kemasan bubble yang unik. Tentu ini perlu upaya lebih karena kamu harus mendaftarkan pada Google Maps sehingga terdeteksi. Jika hal ini telah dilakukan, maka siapapun orang yang mengunjungi bisnismu dan merasa puas olehnya, akan dengan senang hati mentag lokasi dengan cuma-cuma. Ini menjadi kabar gembira, bisnismu dipromosikan dan mengundang rasa penasaran oleh pengguna lain yang menontonnya.


9. Highlights Instagram Stories


Dapat dikatakan ini sebagai alternatif pengarsipan konten instagramstories ya. Jika pada umumnya konten story hanya berlaku 24 jam saja, namun setelah dipinned dalam highlights akan menjadi permanen dan terkategori.

Bagi bisnis tentu ini akan menjadi hal yang sangat membantu dimana, kamu tidak perlu lagi membuat konten yang sama. Hanya perlu membuat sekali lalu ditanggalkan dengan nama tertentu. Orang yang ingin mencari konten tersebut akan mencarinya di laman profil bisnis secara langsung tanpa perlu bertanya panjang lebar kepadamu. Tentu menghemat waktu dalam menyajikan informasi kepada pelanggan.


10. Sharing & Short Tutorial


Hampir semua orang suka dengan informasi yang bermanfaat bagi dirinya bukan?

Konsep itulah yang melandasi bahwa bisnismu perlu mengadakan sharing baik untuk membicarakan topik tertentu yang berkaitan dengan produk. Mulai dari tutorial penggunaan, hingga proses pengiriman barang hingga sampai ke tangan pengguna.

Ingat! ini langkah yang sederhana namun seringkali diabaikan oleh pebisnis, padahal dampaknya cukup besar yaitu engagement dan membangun trust antar brand dengan pelanggan.


11. Wallpaper Spesial


Ingin pengguna ingat dengan bisnismu?

Caranya MUDAH! silakan membuat spesial wallpaper yang unik bagi smartphone dan personal computer pelangganmu. Tentu tidak dengan konten wallpaper yang full gambar bisnismu juga sih. Lebih ke tema umum namun ada label bisnismu seperti logo atau tagline yang ikonik.

Secara psikologis, ini mampu membuat efek repetisi pada kinerja otak pelanggan karena setiap membuka smartphone atau personal computer mereka berhadapan dengan wallpaper tersebut. Harapannya dengan hal ini, mereka jadi teringat oleh bisnismu.


Kesimpulan


Instagram stories pada hakikatnya sebagai media penunjang Instagram feed. Jika kamu cermat, fitur yang dihadirkan pada Instagram stories ini lebih agresif dibanding di Feed bukan? Karena melihat konsumsinya lebih besar dibanding feed tersebut, maka hal diatas wajar terjadi.

Mulanya kita cuma fokus pada feed, seiring berjalannya waktu story menjadi sasaran yang potensial juga dalam meningkatkan interaksi dan konversi produk. Paparan strategi dan taktik diatas sudah saya validasi dan berdasarkan hasil observasi pada bisnis terkemuka di Indonesia.

Namun ini kembali lagi pada tujuan bisnismu, apakah instagram stories ini dapat menunjang apa tidak dalam menggaet dan meningatkan interaksi dengan followersmu.

Demikian pemaparanku tentang Instagram stories bagi bisnis. Semoga dengan adanya panduan ini, kamu mendapatkan pencerahan dan lebih bijak dalam mengoptimalisasi media komunikasi brand khususnya Instagram dimana memiliki sejumlah fitur ini.

Jika kamu memiliki masukan ataupun kritik konstruktif terhadap konten ini dapat membubuhkannya di kolom komentar dibawah ini ya. Mari kita diskusikan bersama untuk mendapatkan solusi terbaik.

Semoga bermanfaat & membantu 😊


Posting Komentar

0 Komentar