Pengalaman Kerja di Startup Bisnis - Part 1

Pengalaman dan Kelebihan Bekerja di Startup












Barangkali para pembaca disini atau sanak saudaranya, ada yang sedang gundah gulana memilih tempat kerja atau masih bimbang memutuskan kerja di Startup?

Sebetulnya cukup banyak yang bertanya kepada saya, terkait pemilihan pekerjaan dan karir pasca perkuliahan, misalnya pertanyaan seperti berikut ini,

  • Sebaiknya pasca kuliah memilih bidang pekerjaan seperti apa?
  • Lebih baik di perusahaan yang sudah besar atau rintisan (baca: Startup)?
  • Apasih kelebihan dan kekurangan kerja di startup?
  • Keliatannya enak ya kerja di Startup, mulai pakaian dan fleksibilitasnya 😂

Well, coba kita urutkan terlebih dulu ya dari hal yang paling mendasar dan benefit yang akan kamu terima dikemudian hari. 

👉 Disclaimer:

Sharing pengalaman ini berdasarkan realita pribadi kerja di startup, saya coba untuk menguraikan kelebihan dan realita yang terjadi. Terlepas ini subjektif dan atau objektif, semoga dapat menjadi pertimbanganmu. Ingat, pengalaman tiap orang pasti beda, dan tergantung besar kecilnya startup yang dipilih tentunya

Mari kita mulai, dari hal yang paling Fundamental

Sekadar Bekerja atau Berkarya Meniti Pengalaman Matang?


Menurutku ini pertanyaan dasar yang perlu kamu jawab!
Pilihan ada di depan mata,

a. Bekerja hanya sekadar bekerja, lalu pulang setiap harinya?, atau
b. Bekerja sekaligus berkarya, membangun pengalaman matang dan legacy ditempat kerja?

Tentu opsi lain diluar dua pilihan diatas cukup banyak, namun saya coba ambil garis tengahnya
Mengapa demikian?

💡 Pilihan A:

Pilihan paling aman dan tepat bagi orang yang suka kenyamanan dan keamanan diri. Kamu tidak direpotkan dengan pikiran, tenaga dan effort berlebih. Kamu cukup melakukan pekerjaan yang sama setiap waktu dan menunggu adanya instruksi dari atas.

💡 Pilihan B:

Pilihan ini mungkin dianggap tidak menenangkan hati dan pikiran. Justru jadi wahana yang seru bagi orang bertipikal risk taker nih. Bagaimana tidak? setiap waktu ada tantangan baru yang perlu untuk diselesaikan. Harus bisa multitasking, semua bisa dikerjakan walaupun rasanya capek banget.

Hal ini juga berbanding lurus dengan pengalaman yang akan kamu dapatkan selama bekerja. Difase ini kamu tidak menunggu instruksi dari atasan, melainkan inisiatif dan kolaborasi yang intensif menjadi nilai utama dalam memerankan pilihan ini

Jika dirunut, tentang latar belakang pekerjaan dan bidangnya

Umumnya pilihan A itu berada di suatu perusahaan yang sudah berumur dan mapan, skalanya besar. Peran kamu akan berada di titik tertentu. Misalnya bidang Administrasi. Bidang ini akan mendorongmu untuk bekerja sesuai standart operational procedure (SOP) yang telah ditentukan dengan beban kerja sama setiap harinya 👀

Pada pilihan B, budaya ini wajar di perusahaan rintisan (startup). Mengingat startup masih menemukan pola bisnis dan produk yang tepat, tak terkecuali pasar yang lebih bisa dikembangkan untuk pertumbuhan startup tersebut. Beban kerja yang akan kamu dapatkan biasanya beragam.


✅ Kelebihan Bekerja di Startup (Perusahaan Rintisan) ✅


1. Kesempatan Belajar Lebih Dalam dan Luas


Bagi lulusan baru, pengalaman ini jadi jalan ninja. Kesempatan belajar mendalam tentang berbagai hal. Misal kamu bagian Creative sebagai Social Media Specialist. Kamupun akan mendapatkan kesempatan pengalaman yang lain seperti sebagai Copywriter, Content Marketing, Scriptwriter, UX Writer, Brand Designer, dan bahkan host dalam acara tertentu.

Sekilas, ini emang jadi double (kuadrat) job 😂 tapi kita bisa ambil manfaat dari pengalaman dari kesempatan yang diberikan sebagai pengalaman berharga. Balik lagi, hal ini jadi pertimbanganmu memandang sebagai beban atau pengembangan diri? 😉


2. Kesempatan untuk Berinovasi pada Bidang Tertentu


Dalam melaksanakan tugas kerja yang ada, disitu juga terdapat kesempatan bagi kita untuk turut berinovasi memberikan solusi atas problem yang ada. Dengan harapan inovasi yang kita ciptakan tersebut memberikan nilai tambah pada perusahaan.

Secara umum, perusahaan rintisan ini open untuk diberikan inovasi dalam bentuk apapun, selama masih sejalan dengan nilai dan visi perusahaan. 

Tidak masalah, apakah nilai tambah (solusi) tersebut langsung impactful atau tidak secara langsung terlihat. Tapi upaya berinovasi ini menjadi legacy yang bisa kita berikan sebagai salah satu bentuk aktualisasi diri dalam berkarya.

3. Direct Feedback dari Atasan


Perusahaan startup umumnya memiliki tim yang ramping, dibanding korporasi. Hal ini justru jadi nilai positif bagimu untuk lebih dekat dengan atasan (top of management) dalam konteks pekerjaan ya. Seringnya bertemu dan berdiskusi untuk menemukan solusi bisnis yang tepat jadi hal yang menarik

Hal ini kadang berbanding terbalik dengan korporasi yang memiliki hierarki pekerja berjenjang dan berbirokrasi. Kamu mau ketemu atasanpun cukup sulit, apalagi untuk sekadar berdiskusi tentang pekerjaan. Jika kamu mau belajar tentang membangun perusahaan dari awal dan memahami semangat atasan tersebut, bisa menjadi modal baik jika kamu mau mendirikan perusahaan dikemudian hari 


4. Fleksibilitas Kerja


Mungkin bagi yang suka flesibilitas dalam bekerja akan tertarik dengan budaya semacam ini. Mengingat proses bisnis dalam startup itu masih berkembang, sehingga memperlukan pendekatan yang berbeda. Beberapa diantaranya dengan memberikan keleluasaan para pekerjanya seperti berikut ini,

  • Waktu: Ada yang membebaskan pekerjanya untuk bekerja work from office (WFO), ada yang work from home (WFH) dan ada juga yang remote working. Sebagian ada juga yang tidak mementingkan proses, namun dapat bertanggung jawab pada hasil kerja
  • Pakaian: Berbeda dengan korporasi yang biasanya cukup formal. Bagi kalangan yang suka mengenakan pakaian santai atau casual, mungkin ini akan jadi pilihan menarik bagimu
  • Suasana: Jika kita melihat ruang kerja di korporat yang memiliki kecenderungan kubikal dan tersekat oleh papan atau tembok. Umumnya di startup lebih luwes seperti hanya meja besar dan kursi-kursi seperti halnya coworking space. Dan beberapa hal juga dilengkapi sarana prasarana yang unik untuk menunjang seperti Playstation, Ruang Bermain, dan sebagainya
  • Budaya Kerja: hal yang paling kontras biasanya ada di kolaborasi dan fleksibilitas dalam bekerja. Startup lebih mudah untuk melakukan sesuatu dengan minim birokrasi. Dilain hal, cara kerja umumnya lebih update seperti penggunaan IoT terkini dalam bekerja 


5. Rekan Kerja yang Seumuran


Kaum milenial biasanya mendambakan rekan kerja yang masih seumuran, dibanding bekerja dengan generasi X bahkan baby boomer. Tentu dengan suasana seperti ini, produktivitas dan proses kolaborasi akan menjadi lebih cepat dan lancar

Bekerja dengan rekan yang notabene masih seumuran ini, akan berdampak positif pada cara bekerja, menemukan inovasi baru yang lebih fresh, tidak merasa canggung dan ada teman seperjuangan yang seringkali masih memiliki rasa sepenanggungan dalam menghadapi Quarter Life Crisis 😂


Hikmahnya adalah ...


Pada prinsipnya bekerja di korporasi maupun di startup hampir sama saja, hanya yang membedakan adalah pendekatan dan budaya yang dibangun dalam bekerja. Jika kamu menginginkan suasana yang kondusif dan serba tertata dengan baik pilihlah korporasi.

Jika ingin coba tantangan, bekerja tidak hanya pergi pulang saja. Terlebih ingin mengexplore potensi diri dan memberikan dampak, pilihlah berkarya di startup bisnis.

Hal ini hanya tergantung preferensi diri untuk sama-sama mengaktualisasi diri dan kenyamanan dalam bekerja. Saya hanya memberikan gambaran secara umum kepada kamu, tentu sebagai pertimbangan agar makin bijak melangkah pasca kelulusan 👍

Tidak ada yang salah maupun benar secara mutlak, justru inilah waktu yang tepat untuk melangkah berdasarkan passion, hati, & preferensi diri.

Jika kamu ingin tau lebih lanjut tentang Part 2, bisa klik link berikut ini ya


Tertarik kerja di startup? Share di kolom komentar ya 😉

Semoga Bermanfaat 😊

Posting Komentar

0 Komentar