Realita dan Tips Bekerja di Startup Bisnis - Part 2


Realita dan Tips Bekerja di Startup

Pada pembahasan sebelumnya (Part 1), kita sudah memahami bersama tentang pengalaman dan kelebihan bekerja di startup. Bagi kamu yang belum membacanya, bisa klik disini ya 👍

Secara umum, kita bisa ambil hikmahnya ketika bekerja di startup dengan segala fleksibilitasnya tentu berbanding lurus dengan tantangan yang akan dihadapi. Jadi belum tentu ketika kamu kerja di startup hanya akan santai saja. Hal ini cukup kontras, ketika kamu bekerja di perusahaan besar yang sudah memiliki tanggung jawab tetap yang sudah diatur dalam SOP harian

Kita memahami bahwa dunia startup itu dinamis, perlu kreativitas dan inovasi dalam menjawab setiap permasalahan yang seringkali datang untuk dicari solusinya. Saya memang mengamini bahwa kolaborasi antar individu dan tim menjadi kunci dalam penanganan setiap masalah dan pengambilan keputusannya

Bicara tentang realitanya, mari kita bahas secara padat dan singkat untuk memahami lanskap startup bisnis yang secara umum hampir mirip polanya sebagai berikut


📜 Realita Kerja di Startup Bisnis 📜


1. Umumnya Workload Padat, Perhatikan Manajemen Waktu ya

Bagi sebagian besar startup, memang memiliki workload yang cukup padat. Seperti halnya kerja di creative/digital agency. Kita mengingat bahwa semuanya sedang serba berproses dan kadang sistempun belum seutuhnya jadi. Mau tidak mau, suka tidak suka realita ini yang akan terjadi di kamu. 

Pertanyaannya, siapkah kamu dengan hal yang tidak pasti seperti ini?

Kadang kerjaan banyak banget, sampe lembur bagai kuda 😂 kadang memang lagi santai sehingga bisa pulang tepat waktu (ah nikmat). Preferensi orang tentu beda ya, ada yang suka kerja seperti workaholic jadi ya mau sebanyak apapun kerjaan dia enjoy. Ada yang gampang cape & awas kena mental. 

Pentingnya manajemen waktu sebagai first graduate dan atau first jobber menjadi sangat penting. Biasanya pada kaget, akhirnya sambat mode on 😆 gapapa, justru sambat itu merilis stres kok daripada diem tapi tar meledak yakan?

Bisa dikatakan, manajemen waktu ini akan menjadi kunci dikala padatnya workloadmu, jadi perhatikan juga cara kerjamu agar tidak banyak tercurahkan pada hal-hal yang kurang tepat ya. Tuntutan belajar secara cepat pada sesuatu hal baru itu juga bagi sebagian orang cukup tidak mengenakan. Kuncinya mulai beradaptasi dan membiasakan diri ya  


2. (Bisa Jadi) Fasilitas Tidak Selengkap Seperti Korporasi

Jika kamu berada di lingkungan startup yang masih merintis, mungkin sub judul ini relevan ya. Karena tidak semua startup itu seperti Gojek, Traveloka atau Tokopedia yang punya segudang fasilitas yang catchy dan nyaman. Terlebih startup masih di daerah, tapi bukan berarti ya, para startup daerah juga tidak memberikan kenyamanan dan fasilitas yang layak untuk pegawainya. Tergantung bagaimana kita melihat semua komponen menjadi satu kesatuan untuk menunjang kinerja 😃 

Mari kita coba definisikan kata fasilitas ini ya. Menurut saya, fasilitas yang dimaksud merupakan sarana dan prasarana penunjang, bisa jadi hal-hal yang menjadi paket benefit ketika kamu mulai bekerja. 

Bentuk fasilitas yang bisa jadi diperoleh seperti seperangkat alat teknologi seperti PC, Handphone, Konektivitas, Kantor, Food & Beverages (snack). Bisa juga kompensasi bekerja seperti bonus, tunjangan, BPJS Ketenagakerjaan dan beberapa komponen lainnya yang tentu berbeda setiap perusahaannya

Jadi hal ini tidak musti jadi patokan, tapi alangkah lebih baik di make sure lebih dulu agar benefit yang diperoleh juga sudah terstandar dengan baik. Jangan sampai nih, kamu sakit tapi hal seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan justru tidak ada. Atau bahkan fasilitas fisik yang saya sebutkan diatas tidak memadai, akhirnya produktivitas jadi terganggu.

Intinya kita perlu untuk bertanya kepada pihak perusahaan terkait hal-hal tersebut. Balik lagi pada kenyamanan kamu dalam bekerja dan berkolaborasi antar tim kedepan. 

📢  Baca Juga: Cara Menghadapi Krisis Organisasi dengan Metode 5R




3. (Bisa Jadi) Sistem Kerja Belum Terbentuk Secara Sempurna

Tolong jangan kaget dengan hal semacam ini ya, terlebih kamu sebagai first graduate atau first jobber yang masih minim pengalaman. Belum adanya SOP dan kebijakan detil tentang peran serta divisimu akan menjadi tantangan baru

Bagaimana tidak? kamu dihadapkan dengan ketidakjelasan yang menuntutmu untuk membuat sendiri kebijakan dan ketentuan yang akan diberlakukan. Terlebih kamu berada di divisi baru dan dengan orang-orang baru pula 😂 Tenang, jangan panik dan tetap santai melihat situasi ini

Saya juga pernah berada di posisi ini kok, justru ini akan menjadi peluang bagi kita menentukan ritme dan gaya kerja yang pas. Karena belum tentu, sesuatu hal yang sudah ada akan menjadikan kita nyaman untuk berproses.

Bagi saya, ketika waktu itu membuat SOP kerja dan mengatur pekerjaan yang sedemikian padat seakan menjadi hal yang menyenangkan.

Bagaimana tidak? Kerjaan yang saya lakukan berdasarkan ritme yang saya gemarin sehingga workload yang cukup padat dapat dikerjakan dengan tepat dan cepat

Jika kamu merasa masih merasa tidak jelas, coba tanyakan ke senior atau pihak manajemen yang lebih paham tentang startup tersebut. Intinya jangan dipendem sendiri kalo merasa buntu ya. Daripada stress berkelanjutan, mending didiskusikan 👀


4. Jumlah Tim Tidak Sebanyak Karyawan Korporasi

Barangkali pembaca disini ada yang mendambakan kerja di lingkungan yang cukup padat?

Mungkin hal ini belum bisa terpenuhi ya kalo kerja di startup bisnis. Secara umum kerja dengan kapasitas orang yang padat itu bisa ditemui di pabrik dan perusahaan mapan, atau bisa juga startup unicorn yang telah memperoleh pendanaan penuh dari para venture capital

Keseharian yang kamu temui yaitu orang-orang dengan komposisi berdasarkan fungsinya saja. Semisal begini, jika kamu pernah mengenal orang dengan posisi UI UX. Diluar sana, biasanya ada spesialisasi khusus untuk menangani hal ini, seperti UI Designer, UX Writer, UX Researcher, dan sebagainya. tapi karena keadaan, biasanya digabungkan menjadi satu orang saja 😂

Lebih kebayangkan? bagaimana kultur yang ada di startup? siap ga nih merangkap-rangkap gini?

Ga perlu khawatir, balik lagi ke purpose kerja kamu apa, kalo mau belajar dan dapet pengalaman lebih ya ambil aja. Mumpung masih muda yakan? tapi juga jangan sampe kelewatan, kalo kamu juga punya batas diri yang tidak dapat dipaksakan. Wajib untuk paham kapasitas diri, dan menimbang dengan matang daripada sakit-sakitan dan tertekan secara fisik serta mental 😇


5. Walaupun Budaya Kerja ala Milenial, namun Etika Tetap yang Utama ya

Jika kita merujuk pada kelebihan kerja di startup bisnis di Part 1, adanya budaya kerja fleksibel. Bener emang begitu adanya. Mulai dari pakaian, waktu, hingga suasana kerja. Tapi tunggu dulu ya, adanya fleksibel ini bukan serta merta untuk bersantai, justru kita perlu secara aktif bertanggung jawab atas apa yang ada.

Misalnya, kerja dengan pendekatan milenial ini justru kadang kebablasan. Kok bisa ya? ya karena mikirnya fleksibel, semua jadi bebas gitu. Bukan seperti itu konsepnya, tapi asas profesional dan bertanggung jawab ini menjadi kunci pada setiap orang

Tak terkecuali etika, kita tetap harus saling menghargai dengan rekan kerja. Walaupun mereka friendly banget udah kaya temen sepermainan. Tapi ya karena masih ada di lingkungan kerja, dan adanya ketentuan perusahaan yang berlaku. Hal ini juga perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menciptakan situasi kondisi yang harmonis dan kondusif


6. Menjaga Komunikasi yang Harmonis antar Individu dan Tim

Melanjutkan poin 5 diatas, seperti halnya bekerja dimanapun. Etika dan komunikasi untuk tujuan koordinasi pekerjaan harus menjadi prioritas. Mulai dengan menjalin relasi dengan teman satu divisi, manajer dulu. Perlu adanya rasa yang menyatukan antar orang didalam satu divisi tersebut.

Jika komunikasi di divisi sudah bisa untuk dijalankan dengan baik, pasti dikesempatan lain kita juga akan berdiskusi dengan lintas divisi. Kadang kita menemui orang yang lebih berumur, ataupun lebih muda. Bahkan menemui orang yang tempramen, sentimen dan lain sebagainya. Hal ini yang perlu dipahami bahwa tidak semua orang memiliki latarbelakang dan tujuan yang sama denganmu 😂

Menurut saya, hal ini memang perlu dimaklumi sekaligus menghargai mereka terlepas apapun maksud dan tujuan masing. Intinya kita akan bekerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Jadi tetap penting untuk tetap membangun komunikasi secara vertikal dari level staff hingga pimpinan begitupula secara horizontal dengan sesama rekan kerja satu divisi hingga lintas divisi

📢  Baca Juga: Mulai Bangun Komunitasmu Dengan Tips Jitu ini


7. Fokus pada Solusi atas masalah yang Ada pada Bisnis dan Client

Pada prinsipnya, hadirnya startup juga berawal dari masalah yang ada. Tapi bagi pelaku bisnis penting untuk bisa memfokuskan diri pada solusi yang menjadi titik masalah dari client. Jika kita bekerja di konsultan bisnis yang notabene layanan jasa, karena basisnya memberikan mentoring maka fokus utama pada memberikan solusi-solusi alternatif yang sekiranya bisa digunakan oleh client dalam menghadapi masalahnya.

Hal ini juga sama jika startup bisnismu memiliki produk barang, maka produk yang ditawarkan haruslah menjawab kebutuhan dari client tersebut. Tidak mudah memang, terlebih dari pihak internal juga pasti memiliki tantangan masing-masing, tapi karena prinsip bisnis yang baik adalah mampu menyelesaikan tiap-tiap masalah menggunakan solusi tepat guna


8. Pola dan Gaya Hidup Sehat agar Tubuh Tetap Prima

Pada akhirnya, sepadat apapun aktivitasnya perlu diimbangi dengan asupan makanan dan minuman yang bergizi. Apakah hal ini 100% berpengaruh, bagi saya hal ini sangat membantu diri kita untuk tetap fit dengan kondisi yang ada. Dengan adanya asupan sayur, buah dan madu, itu sudah cukup kok

Mungkin bagi sebagian orang juga ada yang membutuhkan asupan tambahan seperti jamu dan obat multivitamin. Pola dan gaya hidup juga turut dijaga ya, terutama menghindari rokok sepaket dengan asapnya (takutnya jadi perokok pasif), trus olahraga ga harus rutin sih tapi paling ngga seminggu itu pernah olahraga. Kalo saya biasanya menyempatkan senam SKJ 2004 😂

Intinya kamulah yang paham tentang dirimu dan bagaimana menjaganya agar tetap fit. Cara dan pendekatan yang kita lakukan berbeda dan paling tidak tetap fokus untuk jaga kesehatan, karena bagaimanapun kesehatan itu yang utama dan harta paling berharga bagi diri. Makan seenak apapun kalo kurang sehat juga terasa hambar 💥


Hikmah yang Bisa Dipetik ...

Career path itu yang buat dirimu sendiri, jadi mulailah menentukan mau seperti apa dan bagaimana. Bebas kok mau coba berkarya dan bekerja di startup besar, kecil, korporasi, birokrasi, angkatan militer. Pada akhirnya setiap orang memiliki tujuan masing-masing. Kadang kita yang salah urusan, urusan orang lain kita tarik ke diri sehingga jadinya membanding-bandingkan dan down 😓 

Jika kamu minat untuk menyelami dunia startup, mulailah dan semoga apa yang coba saya sharingkan pada kesempatan ini (part 1 dan 2) menjadi hal yang bermanfaat dan pertimbangan matang buatmu. 

Jika kamu yang juga memiliki pengalaman serupa dengan saya dan ingin menambahkan pengalamannya bisa sharing juga di kolom komentar ya, agar rekan-rekan yang sedang bimbang turut memahami apa yang sedang ingin dicobanya tersebut

Semoga bermanfaat 😊

Posting Komentar

0 Komentar