Bagaimana Membangun Komunitas? Ikuti 10 Langkah Mudah Ini


Panduan Membangun Komunitas

Komunitas merupakan elemen penting di tatanan masyarakat. Bermula dari karakter manusia senang bersosialisasi, bertukar gagasan dan minat, terbentuk kelompok yang mengakomodasi kepentingan tersebut. 

Hakikatnya komunitas adalah wadah bagi sekelompok orang dari beragam elemen yang memiliki nilai, tujuan yang sama dan berupaya mencapainya.

✨ Fundamental Komunitas

Berdasarkan jenisnya, komunitas terbagi jadi 3 yaitu,

  • Komunitas berbasis Minat, sekumpulan orang yang memiliki ketertarikan dan minat yang sama terhadap sesuatu hal. Bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan anggotanya. Contoh: Komunitas Road Bike, Kesenian, Adventure, dan sebagainya

  • Komunitas berbasis Lokasi, sekelompok orang yang berdomisili di satu tempat/daerah. Bertujuan saling mengenal antar individu dan mengembangkan wilayahnya. Contoh: Rukun Tetangga & Warga

  • Komunitas berbasis Komuni, sekumpulan orang yang terbentuk atas kepentingan dan keinginan bersama untuk mencapai tujuan suatu organisasi tertentu. Contoh: Perhimpunan Profesi

Selanjutnya, kita perlu memahami langkah mengelola komunitasnya 😄

Suatu komunitas biasanya diinisiasi oleh beberapa orang. Para inisiator didapuk sebagai pengurus inti. Mereka yang memiliki semangat menjalankan, dan mengembangkan komunitas supaya eksis kedepan. Mengelola komunitas bukanlah perkara sederhana, semakin hari banyak tantangan menghampiri. 

Lantas, bagaimana mengelola komunitas yang efektif dan berdampak?
Berdasarkan pengalaman, berikut panduan dalam mengelola komunitas yang efektif berikut ini

Brand Club Indonesia

1. Menetapkan Tujuan Berkomunitas (Visi & Misi)


Membangun komunitas perlu memiliki tujuan yang jelas. Komunitas yang baik, mendorong persatuan, membuat setiap anggotanya berkembang, hingga bermanfaat bagi sekitar.

Pentingnya sebuah visi membantu komunitas untuk tetap dijalur yang benar. Tau apa yang ingin dicapai bersama. Dimulai dengan membayangkan ingin dibawa kemana komunitas tersebut hari ini dan esok. 

Pengurus inti harus berdialog dalam merumuskannya sedari awal. Jika kedepan ada anggota yang masuk, sudah memiliki konsentrasi dan pakem dalam mengarungi kebersamaan didalamnya.

Contoh: Organisasi PERHUMAS Muda Semarang memiliki visi: "Menjadi platform kepemudaan terdepan dalam pembelajaran dan kegiatan kehumasan yang bermakna bagi pengurus, anggota dan masyarakat di Semarang."


2. Buat Struktur Kepengurusan


Secara umum komunitas memiliki struktur kepengurusan. Tujuan adanya struktur supaya jelas dan paham tugas pokok dan fungsi masing dalam menjalankan roda aktivitas dikomunitas.

Setiap orang yang ada berperan sesuai bidangnya masing-masing untuk memerankan fungsinya. Apakah orang itu sebagai konseptor atau eksekutor. 

Saya meyakini bahwasanya, komunitas juga sama seperti organisasi bisnis yang ada, hanya perbedaannya di kepentingan yang akan dicapai. Kita perlu memetakan struktur organisasi menjadi 3 bagian yaitu, 

Tingkatan Manajemen Organisasi. Sumber: Management Study Guide


a. Top of Management, terdiri dari ketua umum, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Manajemen puncak adalah sumber utama wewenang dan mengelola tujuan dan kebijakan untuk suatu organisasi. Tingkatan ini bertanggung jawab atas fungsi perencanaan, monitoring, dan evaluasi.

b. Middle of Management, jajaran ini terdiri dari kepala departemen yang bertanggung jawab kepada pimpinan. Tingkatan ini bertanggung jawab atas fungsi koordinasi, dan pengorganisasian.

c. Lower of Management, terdiri atas supervisor dan pengawas. Bagian ini memastikan bahwa arahan dari manajemen tingkat atas dan menengah selaras dengan tugas yang sedang dikerjakan oleh para pengurus. 

Belum tentu setiap organisasi memperlukan 3 tingkatan manajemen tersebut, bisa jadi hanya perlu top of management saja. Hal ini kembali pada kebutuhan setiap komunitas yang ada.


3. Sistem Regenerasi


Tahun demi tahun akan dilalui setiap organisasi, keberlanjutan dari komunitas tergantung dari sistem regenerasinya. Kepengurusan menjadi pilar yang sangat vital. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, justru tahun berikutnya tidak optimal bahkan justru mangkrak.

Para pengurus bersama divisi kaderisasi, perlu menyiapkan sistem rekrutmen bagi kepengurusan selanjutnya dan keanggotaan. Selain menambah amunisi sumber daya manusia, juga dapat menjadi media yang mutakhir dalam mengkomunikasikan eksistensi & program kepada masyarakat luas.

📢  Baca Juga: Penting gak sih ikut organisasi kemahasiswaan di kampus?


4. Siapkan Program Komunitas


Keberadaan organisasi komunitas belumlah sempurna ketika sekadar Ada saja. Eksistensi ini seyogyanya diimbangi dengan hadirnya program yang relevan dan bermanfaat bagi publik internal maupun eksternal.

Dalam penyusunan program, fokuskanlah pada pengembangan internal komunitas terlebih dahulu sebelum eksternal. hal ini karena pondasi internal haruslah lebih kokoh. SDM yang ada harus tangkas, sebelum menyajikan program eksternal yang lebih sukar.

Berikut ini program internal dan eksternal yang dapat kamu terapkan,

A. Program Internal
  1. Pengembangan Diri dan Departemen
  2. Malam Keakraban
  3. Reward & Punishment
  4. Hangout
  5. Relawan Kegiatan Sosial, dll

B. Program Eksternal
  1. Seminar
  2. Workshop
  3. Konser
  4. Pameran
  5. Company/Media Visit, dll


5. Sepakati Sistem Keuangan Bersama


Setiap komunitas memiliki kekuatan finansial yang berbeda. Ada yang memiliki sumber pendapatan tetap dari pengelola pusat, ada yang harus struggling/mandiri. 

jika didukung pengelola pusat maka sisa kebutuhan bisa ditolong oleh sistem kas. Jika komunitas mandiri? harus putar otak dari jajaran pimpinan hingga anggotakan?

Maka dalam membangun komunitas perlu adanya sistem keuangan yang baik. Terutama sistem cashflow yang sehat. Berimbang antara program yang dihasilkan dengan outputnya.

Umumnya, pada komunitas dikenal beberapa sistem pendanaan seperti adanya KAS (per bulan), donatur, kerjasama mutualisme dan sebagainya. 

Urusan perbendaharaan dan alokasi anggaran perlu dipahami secara tepat agar pengeluaran tidak over yang dapat mengakibatkan krisis. Pimpinan organisasi perlu mereview dan mengalokasikan setiap dana untuk beragam kegiatan organisasi dengan bijak.



6. Bangun Relasi dengan Semua Pihak


Berjejaring menjadi keharusan, Terlebih kolaborasi dengan pihak lain. Membangun komunitas yang berkelanjutan tidak berfokus hanya pada internal saja, melainkan pihak eksternal harus dirawat sebaik mungkin.

Kolaborasi dengan pemangku kepentingan lain justru membawa sesuatu hal yang besar bagi komunitasmu. Misalnya, kolaborasi project hingga kerjasama dalam pendanaan.

Berikut tips dalam menjalin dan merawat relasi dengan pihak eksternal yang relevan bagi komunitasmu,

  1. Petakan Pemangku Kepentingan, tahap ini menjadi sangat penting karena kita perlu memahami siapa yang bersinggungan langsung dengan kita. Misalnya, Pemerintah, Korporat, dan sebagainya
  2. Jalin komunikasi dua arah melalui kanal online & tatap muka
  3. Menghadiri kegiatan pihak eksternal (jika diundang) ataupun boleh berkunjung jika terdapat program yang terbuka untuk umum 

7. Gunakan Media Sosial untuk Berkomunikasi & Menarik Minat Masyarakat


Era modern menuntut kita untuk lebih adaptif, salah satunya mengadopsi media daring seperti website dan media sosial. Media sosial terbukti cukup ampuh untuk meningkatkan awareness.

Komunitas yang notabene minim dana untuk promosi, akan lebih efektif ketika menggunakan media sosial. Terlebih setiap orang saat ini sudah menjamah digital, terutama generasi millenial & Z. Hal ini sebagai sebuah momentum untuk lebih agresif dalam menjalin komunikasi dengan audience dan menarik minat masyarakat terhadap komunitas kita.


8. Membranding Komunitas secara Tepat


Kita perlu mamahami mengemas program komunikasi komunitas menjadi lebih menarik.

Bagi para pemimpin komunitas, penting untuk memulai membranding komunitasmu! Secara sederhana dapat dimulai dengan beberapa langkah berikut ini,
  • Tentukan langkah "Bagaimana persepsi orang lain ingin melihat komunitasmu"
  • Senadakan seluruh atribut komunitas sesuai dengan karakter dasar yang ingin dibentuk
  • Komunikasikanlah melalui berbagai media


9. Tunjuk Seorang Mentor


Peran mentor sangat berpengaruh kala dinamika silih berganti dalam membangun komunitas. Mentor memiliki pengalaman dan ilmu untuk mengarahkan komunitas ke tingkatan yang lebih baik.

Tugas para pemimpin organisasi komunitas inilah yang cukup sulit, yaitu menemukan mentor yang tepat. Terlebih tidak semua orang bersedia untuk membimbing, bahkan ada yang sekadar membimbing dan malah ada yang mengantarkan ke jurang.

Sungguh tantangan karena salah langkah akan berakibat fatal. Maka ada beberapa tips dalam memilih mentor komunitasmu nih,

  1. Pahami latar belakangnya secara jelas, terutama track recordnya
  2. Memiliki semangat yang sama dengan komunitasmu
  3. Memiliki kompetensi dalam bidang pengembangan komunitas

10. Buat Ketentuan Kode Etik Komunitas


Seperti layaknya sebuah organisasi formal bisnis, komunitas juga perlu memiliki syarat, ketentuan dan peraturan yang mengikat. Mengikat kepada seluruh orang yang berada di naungan komunitas.

Hal ini akan menjadi pakem yang kuat dan batasan dalam berkegiatan. Setiap anggota dibuat untuk taat terhadap ketentuan yang berlaku agar terhindar dari perbuatan tercela yang mengakibatkan buruknya citra komunitas. Pakem ini tentu perlu di sesuaikan dengan kebutuhan tiap organisasi komunitas. Selaras dengan visi organisasi juga. 

Maka dalam hal ini perlu dibuat juga Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga (AD ART) yang jelas. Jika hal ini ada, maka kejelasan terhadap keberadaan organisasi cukup lengkap dan berkarakter.



Kesimpulan


Hadirnya komunitas menjadi wahana inspirasional dan praktikal untuk belajar, berjejaring, bersatu dan bertumbuh. Setiap komunitas diharapkan mampu menjadi katalisator kebaikan bagi internal komunitas maupun Indonesia.

Saya mengerti, membangun dan mengelola komunitas bukanlah perkara yang mudah. Perlunya dedikasi, dan konsistensi dalam merawatnya. Setidaknya kita sudah berada diposisi yang tepat dalam mencurahkan potensi diri. Proses yang kita lalui penuh dengan pemaknaan untuk merajut keberagaman dalam bingkai tujuan bersama.

Semoga kita dipertemukan dengan komunitas yang tepat!

Semoga Bermanfaat 😊

Posting Komentar

12 Komentar

  1. Bagus menambah wawasan dan pengetahuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bermanfaat dalam membangun komunitasmu yaa ^^

      Hapus
  2. apakah sebuah komunitas memerlukan badan hukum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menyesuaikan ya, jika didalamnya ada kepentingan usaha yang berpotensi menjadi bisnis tertentu, alangkah lebih baik untuk membentuk badan hukum yang dilindungi oleh Undang-Undang. Semoga membantu ^^

      Hapus
  3. Bolehkah sebuah komunitas membuat akta pendirian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal pak Thomas

      Boleh pak, namun perlu diperhatikan komunitas yang dimaksudkan untuk tujuan mencari keuntungan yang biasanya dibentuk sebuah persekutuan tertentu (CV, Koperasi, atau Firma).

      Jika sebatas wadah untuk aspirasi, berkegiatan sosial dalam rangka memberikan nilai pada pembangunan NKRI bisa membuat organisasi masyarakat (ormas) atau yayasan dengan ketentuan yang berlaku dan perlu di daftarkan agar mendapat perlindungan dari negara

      Hapus
  4. 1. "Berbadan Hukum" bagaimana mendapatkannya?
    2. "Terdaftar" dimana mendaftarkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kak A Jannifar
      Silakan mengunjungi situs Kemenkumham berikut ini ya
      https://portal.ahu.go.id/

      Semoga membantu ^^

      Hapus
  5. Bagaimana membangun sebuah komunitas umkm yang bukan hny sekedar bisnis tapi setiap anggotanya melakukan pengembangan diri ? 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik, terima kasih pertanyaannya, semoga menjawab untuk reader yang lain juga

      Menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terlebih memiliki anggota komunitas umkm yang memiliki waktu terbatas, kepentingan beragam, dan berbagai keterbatasan lainnya.

      1. Membangun pondasi komunitas tersebut, seperti halnya tujuan, nilai, budaya, dan memiliki kepengurusan yang aktif untuk terus mendorong anggota didalamnya untuk berkontribusi serta berbagi
      2. Memulai program yang berkelanjutan dengan asas dari, oleh dan untuk anggota komunitas sehingga terbangun sense of belonging dan keterikatan untuk terus bertumbuh di komunitas tersebut
      3. Aktif berkolaborasi antar sesama anggota, bisa dalam konteks berbisnis maupun hal-hal baik lainnya

      Semoga membantu yaa!

      Hapus
    2. Pentingnya untuk memiliki visi yang jelas, memilih para pemimpin yang ingin bertumbuh, dan membangun budaya yang positif didalam komunitas. Keterlibatan menjadi kunci untuk merawat keberlanjutan dalam rangka menumbuhkan setiap anggota dan komunitas menjadi berdaya. Semoga membantu ^^

      Hapus
  6. Bagaimana cara mengajukan membuat komunitas ke dinsos

    BalasHapus

Mari budayakan diskusi dengan baik